Kesehatan

Cegah Kematian Jantung Mendadak dengan Deteksi Kadar D-dimer Sejak Dini

Redaksi
×

Cegah Kematian Jantung Mendadak dengan Deteksi Kadar D-dimer Sejak Dini

Sebarkan artikel ini


PORTALBANGSA.CO.ID – Sudden Cardiac Death (SCD) atau yang lebih akrab dikenal sebagai fenomena kematian jantung mendadak menjadi topik yang genting dalam dunia medis akhir-akhir ini. Ssebagian besar kejadian ini muncul tanpa gejala ataupun peringatan. Bahkan, bukan lagi hal yang asing jika beberapa tahun ke belakang hal ini juga terjadi pada public figure, salah satunya adalah suami dari seorang penyanyi besar, Bunga Citra Lestari, yakni Ashraf Sinclair.


Llau sebenarnya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi kejadian ini? Sejumlah studi mengenai prevalensi kematian akibat berbagai penyakit kardiovaskular atau penyakit jantung, termasuk fenomena SCD, mengaitkan bahwa kadar D-dimer yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko yang perlu diwaspadai. Dalam dunia medis, D-dimer sendiri adalah produk degenerasi fibrin yang berguna untuk mengetahui abnormalitas pembentukan bekuan darah atau kejadian trombotik dan untuk menilai adanya pemecahan bekuan atau proses fibrinolisis. D-dimer juga menjadi bahasan yang vital dalam dunia medis akhir-akhir ini dalam fungsinya sebagai marker, utamanya terhadap penyakit-penyakit kardiovaskular.


Sayangnya, masalah yang kemudian timbul adalah tidak efisiennya proses pemeriksaan kadar D-dimer. Selain karena pemeriksaan kadar D-dimer hanya bisa dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun laboratorium dengan bantuan tenaga medis, sampel yang saat ini umum digunakan hanyalah plasma darah. Penggunaan plasma darah mengharuskan proses pengambilan darah pasien melalui suntikan dengan proses pengerjaan yang juga tidak singkat. Sehingga dibutuhkan teknologi yang lebih simple dan dapat berfungsi semacam rapid test untuk mendeteksi kadar D-dimer.


Oleh karena itu, 5 mahasiswa Universitas Brawijaya yang diketuai oleh Safina Amelia Khansa dari prodi biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) merancang dan mengonsep sebuah metode sebagai terobosan baru yang dapat menjadi investasi menjanjikan dalam dunia medis hingga massa mendatang.

Dalam perancangan alat ini, tim berinovasi untuk mengembangkan portable KIT D-dimer level detector yang berbentuk strip rapid test dengan mengadopsi metode ELISA KIT dan lateral flow immunosorbent assay yang andal,  untuk mendeteksi kadar D-dimer melalui saliva dan urin.


Dalam memudahkan dan mempercepat proses deteksi kadar D-dimer, peneliti melakukan penambahan silk fibroin untuk memperpanjang daya simpan strip dan menjadikan strip ini dapat disimpan dalam suhu ruang.

Sejauh ini, strip deteksi dalam dunia medis telah banyak diciptakan, seperti strip kehamilan, namun belum pernah ditemukan adanya rapid test kadar D-dimer yang mampu menyajikan jawaban mendetail dari hasil tes kecuali perlu datang ke tenaga medis secara langsung.

Maka, untuk mengefisiensi akses kemudahan dalam pemeriksaan kadar D-dimer tersebut, tim juga berinovasi untuk mengintegrasi citra warna yang muncul pada rapid test dengan sebuah aplikasi bernama D-App. D-App ini dirancang berbasis deep learning dengan metode Convolutional Neural Network (CNN). Sehingga, penggunaan alat ini dalam pengujian kadar D-dimer dapat dilakukan di manapun, kapanpun, dan oleh siapapun.


Saat ini, tim telah berhasil membuat strip tersebut dan telah berhasil diujikan pada 10 pasien dengan riwayat atau komorbid jantung dan 10 pasien sehat. Di mana penggunaan saliva dan urin berhasil terdeteksi kadarnya menggunakan alat yang kami buat dan tim terus berencana untuk mengembangkan alat ini sehingga kedepannya dapat diproduksi secara massal untuk memberikan fasilitas kesehatan hingga peloson negeri.

Penulis : Safina Amelia Khansa