Pemerintahan

Patut di Apresiasi, Angka Stunting di Bondowoso Turun Jadi 6.09%

Editor PB
×

Patut di Apresiasi, Angka Stunting di Bondowoso Turun Jadi 6.09%

Sebarkan artikel ini

Bondowoso, PORTALBANGSA.CO.ID -Penurunan angka prevalensi stunting tahun 2024 terbilang turun paling signifikan di banding tahun-tahun sebelumnya.

Angka prevalensi stunting yang semula tinggi mengalami penurunan menjadi 6,09 persen per bulan April 2024.

Tercatat, pada tahun 2021 angka prevalensi stunting tersebut bertengger di porsentase 37 persen. Kemudian, di tahun 2022 turun lagi menjadi 32 persen. Dan tahun 2023 menyentuh penurunan luar biasa yakni menjadi 17 persen.

Pj Bupati Bondowoso, Bambang Soekwanto mengatakan bahwa penurunan ini merupakan buah kerja keras semua pihak. Baik pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga jajaran vertikal lainnya.

BACA JUGA :
Peresmian Aplikasi oleh Pj Bupati Bondowoso, Tingkatkan Pemahaman Keterampilan Operasional Aplikasi

“Jika semua pihak terus kompak, saya yakin angka stunting bisa kembali turun,” ujarnya.

Ia menegaskan, ada banyak upaya yang dilakukan oleh Pemkab Bondowoso untuk mencapai itu. Salah satunya yakni pemberiaan susu penanganan stunting dari APBD awal ini bahkan dianggarkan sekitar Rp 1,9 miliar.

Kemudian, upaya preventif juga dilakukan dengan memberikan makanan tambahan dan pemantauan secara masif kepada ibu-ibu hamil. Melalui, bidan-bidan yang ada desa.

“ Nanti juga akan dianggarkan kembali di APBD perubahan,” urainya.

Sementara itu, Plt Kadinkes Bondowoso, dr. Selamet Santoso, menjelaskan, susu khusus penanganan stunting atau susu pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) diberikan secara gratis bagi balita dua tahun (Baduta).

BACA JUGA :
Dinsos Bondowoso akan Segera Salurkan Bansos DBHCHT Usai Pilkada

Tepatnya, Baduta yang mengalami stunting atau pun balita kondisi tertentu seperti yang mengalami penyakit penyerta.

Pemberian susu PKMK adalah diberikan melalui resep oleh dokter spesialis Anak, dimana baduta stunting dirujuk ke RS tiap bulan untuk dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis, mendapatkan resep susu PKMK sesuai kebutuhannya, dan diambil di masing2 puskesmas

Karena, kebutuhan susu untuk bayi stunting berbeda-berbeda. Tergantung kondisinya.

BACA JUGA :
Sinergitas Kodim 0822 Bondowoso dan PemKab Bondowoso Hadapi Ancaman El Nino

“Tidak semua balita stunting kebutuhan susunya sama. Ada yang mendapatkan enam tiap bulannya, ada delapan,” tuturnya.

Upaya penurunan stunting ini juga dilakukan dengan pendampingan oleh puskesmas, TPK kecamatan dan desa, juga kader kesehatan pada semua sasaran : remaja putri, catin, bumil, bulin, serta balita

Dengan kegiatan sesuai kelompok sasaran: gerakan aksi bergizi, minum tablet tambah darah, pencegahan pernikahan usia dini, penyuluhan kesehatan catin, screening ibu layak hamil, dan pemberian PMT lokal bumil
Semua ini diharapkan sebagai upaya pencegahan tidak muncul kasus stunting baru