Lumajang, PORTALBANGSA.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Lumajang meluncurkan program droping air bersih, dalam menghadapi dampak kekeringan yang mulai mengancam beberapa kecamatan.Langkah tersebut diambil untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak kekeringan di Lumajang, Selasa (06/08/2024).
Dikatakan Kalaksa BPBD kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, bahwa musim kemarau tahun 2024 berdasarkan hasil laporan yang ditindaklanjuti dengan asesmen dari tim BPBD, ada 7 kecamatan terdampak. “Dari 7 kecamatan itu total sebanyak 18 desa, 37 dusun yang krisis air bersih. Tentunya di tujuh kecamatan itu kita tindaklanjuti dengan agenda dropping air bersih di keseluruhan titik”, ujar Patria, Senin (05/08/2024).
“Kalau kita ngomong terparah itu sebenarnya sama. Kondisi mereka, masyarakat untuk mengakses air bersih yang biasanya mudah sekarang terbatas. Sehingga titik-titik yang berdasarkan hasil asesmen didahului dengan laporan dari masyarakat dan desa itulah yang menjadi fokus kita. Berarti kalau ternyata klir memang debit air menurun, masyarakat kesulitan mengakses air bersih kemudian terbatas, atau cenderung ngantri atau berebut berarti itu sudah layak untuk segera kita lakukan bantuan dropping air bersih”, ungkapnya.
Ditambahkan Patria, bahwa tidak ada yang parah. “Mungkin jumlahnya, umpamanya begini, desa A umpamanya yang terdampak satu dusun desa yang lainnya ada 3 dusun yang membedakan cuman itu yang membedakan. Kita kemarin rapat koordinasi dengan seluruh desa dan kecamatan, kemudian didalam rapat koordinasi itu kita sepakati berapa nanti yang terdampak, kemudian kita akan segera melakukan dropping yang kita mulai hari ini. Tadi pagi sudah diberangkatkan (Dilaunching), dilepas oleh PJ Bupati Lumajang”, tambahnya.
“Armada itu total sejumlah 9 tangki, jadi yang 5 tangki milik pemerintah daerah, yang 4 tangki milik pihak swasta yang bantuan dari pemerintah provinsi. Jadi itu sangat membantu, kalau kita memakai 9 tangki keseluruhan dropping kembali ketitik awal itu bisa 3 hari, kalau kita cuma pakai armada BPBD bisa seminggu kembali ke titik awal karena keterbatasan. Dengan kita yang dibantu dari BPBD provinsi ini semakin cepat kita melayani masyarakat, jadi kalau kita dropping satu tangki itu kita kesepakatan dengan warga. Ada yang di satu titik, ada yang mereka minta dibagi dua”, jelas Patria.
Jadi sebelumnya BPBD mengawali dengan pembagian terpal, karena masyarakat cenderung senang memakai terpal karena mudah aksesnya. Kalau pakai tandon itu ngantri, terus krannya tidak begitu besar. Kalau pakai terpal begitu dituang mereka ngambil sendiri bisa lebih cepat lebih banyak, kemudian titiknya fleksibel. “Kita sementara menganggarkan kurang lebih untuk 3 bulan, mudah-mudahan musim kemarau cepat berakhir. Sehingga penderitaan masyarakat tidak berkepanjangan, juga teman-teman kita lebih ringan untuk memberi bantuan dan pendanaan tidak banyak. Yang jelas untuk keseluruhan titik itu tidak sampai 1 miliar untuk 3-4 bulan”, pungkas Patria.
Prakiraan curah hujan untuk Dasarian I bulan Agustus (1-10 Agustus 2024) diprediksi akan rendah, dan kondisi ini diperkirakan akan berlanjut dengan curah hujan rendah hingga menengah selama bulan Agustus, September, dan Oktober 2024 nanti.
Reporter : Tono