Uncategorized

Belajar Tak Mengenal Usia, Selantang “Ceria” Hadir di Bondowoso

Editor PB
×

Belajar Tak Mengenal Usia, Selantang “Ceria” Hadir di Bondowoso

Sebarkan artikel ini
Pemkab Bondowoso
Dari Kiri ; Mikenzy Linda Meliana (Ketua kelas Selantang ceria), Bambang Purwoadi (wakil ketua kelas) dan Ka Dinsos Bondowoso Anisatul Hamidah saat dikonfirmasi. Rabu, 30/7/2025. (Foto: Dok, Yuniar/portalbangsa)

BONDOWOSO, http://PORTALBANGSA. CO. ID– Berbagai Etnis dan latar budaya berkumpul di Pendopo Bupati dengan suasana bahagia pada Rabu (30/7/2025). Sebanyak 40 Lansia diwisuda oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso sebagai angkatan pertama Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) “Ceria” sekolah khusus lansia lintas agama dan etnis pertama di Bondowoso.

Bukan hanya berasal dari etnis Jawa atau Madura saja tetapi ada juga peserta dari etnis Tionghoa, Ambon, Dayak, hingga Bali serta beberapa peserta juga mewakili berbagai agama seperti Islam, Kristen, Katolik, hingga Buddha.

Acara penting ini menjadi tonggak utama sebagai upaya membangun kebersamaan di tengah masyarakat majemuk. Selain menjadi wadah pembelajaran, Selantang “Ceria” juga mencerminkan bahwa semangat belajar tak mengenal batas usia maupun latar belakang.

Turut hadir Sekretaris Daerah Bondowoso Fathur Rozi, Kepala Dinas Sosial Anisatul Hamidah, serta sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Bondowoso

Sekda Bondowoso melalui Ka Dinsos Anisatul Hamidah menyampaikan bahwa Selantang muncul dari usulan tokoh lintas agama yang menginginkan adanya ruang belajar bagi para lansia dari semua golongan.

“Program ini menyatukan warga dari berbagai suku — Jawa, Tionghoa, Madura, Ambon, Dayak, dan Bali — dalam satu ruang belajar yang inklusif,” ujar Anisatul Hamidah

Anis menambahkan, bahwa program ini juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia dan mendorong peningkatan angka harapan hidup di Bondowoso, yang saat ini rata-rata 70 tahun untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan.

Didukung oleh BKKBN dan PKK, Selantang “Ceria” menjadi bagian dari program besar pemberdayaan lansia. Kelas ini bukan satu-satunya, karena sebelumnya sudah ada program serupa untuk para ibu balita melalui Sekolah Orang Tua Hebat.

Kepala Sekolah Selantang “Ceria”, Mikenzy Linda Meliana, menyampaikan bahwa inisiatif ini terinspirasi dari program serupa di Jember.

Sekolah resmi dibuka pada 14 November 2024, dan mulai aktif pada Januari 2025.

“Kami ingin menciptakan ruang belajar yang terbuka dan ramah untuk semua lansia,” ujarnya.

Kurikulum Selantang “Ceria” disusun dengan pendekatan tematik, mencakup 12 materi yang berkaitan langsung dengan kebutuhan lansia, seperti kesehatan, kewirausahaan, hingga penguatan mental.

Materi terakhir tentang osteoporosis disampaikan oleh dr. Gede S. Sumardana, Sp.OG.

Wali Kelas Bambang Purwoadi menambahkan bahwa pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Para lansia juga mengikuti rekreasi edukatif, seperti kunjungan ke Malang pada 24 Juli lalu untuk memperdalam materi yang telah diberikan.

“Penilaian tidak dilakukan lewat ujian tulis, tapi dari keaktifan, kedisiplinan, dan semangat mereka selama belajar,” ujar Bambang. Menurutnya, proses belajar ini bertujuan memberdayakan, bukan membebani.

Peserta berusia antara 55 hingga 89 tahun, dan sebagian besar mengikuti kegiatan dengan dukungan penuh dari keluarga mereka.

Kehadiran anggota keluarga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam membangun semangat belajar lansia.

Dengan diwisudanya angkatan pertama ini, Kabupaten Bondowoso mencatat sejarah baru dalam bidang pemberdayaan sosial.

Selantang “Ceria” tidak hanya menjadi simbol komitmen terhadap kesejahteraan lansia, tetapi juga model inklusi sosial berbasis keberagaman yang patut diapresiasi.