Blitar, PORTALBANGSA.CO.ID – Puncak Hari Jadi ke-701 Kabupaten Blitar digelar dengan meriah pada Selasa (5/8/2025) malam di Alon-alon Kanigoro.
Acara ini menampilkan pertunjukan seni bertajuk “Dramasoka Caping Gunung”, yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan edukatif tentang sejarah lokal.
Dihadiri oleh Wakil Ketua II Susi Narulita Kumala Dewi, Sekretaris Komisi IV Suswati, anggota Komisi III Lugman Indra Laksono dan Sumaji, serta Sekretaris DPRD Haris Susianto, acara ini menunjukkan komitmen terhadap pelestarian budaya.
Susi Narulita, yang berperan sebagai Garwa Selir Dewi Memanik, mengungkapkan kebanggaannya dalam menampilkan kisah yang memperkenalkan identitas Blitar kepada generasi muda. “Lewat seni, kita dapat menanamkan rasa bangga terhadap budaya daerah sekaligus memperkenalkan sejarah Blitar,” katanya.
Senada Suswati, pemeran Garwa Selir Dewi Nyidhamsari, menambahkan bahwa setiap tarian dan lakon menyimpan nilai sejarah dan filosofi leluhur yang penting untuk dipahami publik. “Pagelaran ini bukan sekadar tontonan. Setiap adegan menyimpan pesan yang mendidik dan mengajak masyarakat menghargai akar budaya,” jelasnya.
Acara ini mengusung tema “Blitar Digdaya, Jaya Linuwih”, menekankan kolaborasi antara sejarah, tradisi, dan semangat gotong royong untuk memajukan daerah.
Haris Susianto menekankan bahwa perayaan ini adalah momen bagi warga untuk semakin mencintai dan menjaga kekayaan lokal. “Hari Jadi ke-701 ini bukan hanya pesta rakyat, tetapi juga refleksi perjalanan panjang Blitar. Melalui seni dan budaya, kita diajak untuk merawat warisan leluhur dan menumbuhkan kebersamaan,” ujarnya.
Ratusan warga hadir dan menikmati berbagai atraksi, termasuk tarian tradisional yang memikat penonton. Bahkan masyarakat turut terlibat langsung dalam beberapa adegan, menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah usaha bersama.
Puncak Hari Jadi ke-701 Kabupaten Blitar menunjukkan peran DPRD dalam menginspirasi dan memajukan kesadaran akan budaya lokal dengan kombinasi hiburan, edukasi, dan penghormatan terhadap sejarah.( Siti)