Pemerintahan

Hapus Tatto, Disambut Antusias Puluhan Warga Lapas Kelas II B Bondowoso

Editor PB
×

Hapus Tatto, Disambut Antusias Puluhan Warga Lapas Kelas II B Bondowoso

Sebarkan artikel ini

Bondowoso, PORTALBANGSA.CO.ID – ni dilakukan dua tahap, yang masing-masing terdiri dari 25 orang di tahap pertama yang sudah dilakukan pada minggu awal Oktober. Dan tahap ke dua ada 24 orang dilakukan hari ini pada Kamis (24/10/2024).

Menurut Plh Kepala Lapas Klas II Bondowoso, Dony Purwanto, ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu para WBP agar bisa lebih percaya diri dan memiliki arah baru ketika sudah keluar dari Lapas. Karena selama ini berkembang stigma negatif ketika orang keluar dari Lapas dan punya tatto.

BACA JUGA :
Satpol PP Bondowoso Melakukan Operasi Peredaran Rokok Ilegal

“Dua hal ini yang menjadi bagian penting bagi WBP untuk tumbuh bisa jadi lebih baik,” jelasnya.

Slamet Yulianto, Kasubsi Kesehatan Perawatan Lapas Klas II B Bondowoso, mengatakan, tak ada unsur paksaan atau pun wajib menghapus bagi para WBP.

Jadi, pihaknya menawarkan pada WBP dan siapa pun yang mau akan langsung didaftarkan.

Dia menyebut antusias para WBP luar biasa. Karena itulah, untuk berikutnya kerjasama penghapusan tatto dengan RS Bhayangkara ini berkesinambungan.

Sementara ini, baru bisa dilakukan setiap tahapnya 25 orang saja secara gratis.

BACA JUGA :
AKBP Wimboko SIK Kapolres Bondowoso, Resmi Buka Lomba Pencak Silat

“Kita akan berkoordinasi dengan RS Bhayangkara,” tuturnya

Desi Indriana P, Perwakilan RS Bhayangkara menjelaskan, penghapusan tatto dilakukan dengan metode laser. Jadi, tak bisa satu kali langsung hilang. Sehingga bertahap, maka bisa dilakukan 3 minggu sekali.

Adapun masing-masing WBP yang menghapus tatto dengan panjang beragam. Maksimal, seukuran KTP.

“Tapi misalkan nanti keluar dari Lapas, kita bisa dlanjutkan di Klinik Polres,” tuturnya.

Dia menyebut penghapusan tatto ini gratis. Namun, memang perlu dilakukan screening terlebih dahulu. Di antaranya screening HIV/AIDS, hepatitis, dan diabetes.

BACA JUGA :
Babinsa Koramil 0822/11 Laksanakan Pantau Libur Nataru Di Pos Pam Nataru Tapen

“Tak ada, negatif semua,” ujarnya.

Rahbini, WBP asal Desa Jetis, Kecamatan Curahdami, menceritakan dirinya menghapus tatto mantan istrinya di lengan kiri karena kemauan sendiri. Tepatnya, karena merasa sudah move on dari mantan istrinya.

“Saya buat tatto ini mulai tahun 2013, sekarang ingin dihapus,” tuturnya.

Sementara itu, Faizal, narapidana kasus narkoba asal Bondowoso mengatakan, penyeselannya memiliki tatto karena terlihat kotor dan malu pada anaknya. Dulu dirinya memiliki tatto karena ikut-ikutan teman.

“Malu sama anak,” pungkasnya.