Bondowoso, http://Portalbangsa. Co. Id — Koordinator Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Bondowoso akhirnya angkat bicara terkait dugaan keracunan massal yang menimpa 77 warga Kecamatan Sumberwringin usai mengonsumsi susu kedelai dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (3/12/2025).
Dalam pertemuan bersama Plt Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Arif Sudibyo, dan Camat Sumberwringin, Probo Nugroho, Koordinator SPPG Kabupaten, Mila Afriana Agustin memberi klarifikasi atas polemik penggunaan susu kedelai yang dinilai menjadi pemicu insiden tersebut.
Ditemui di SPPG Al Hidayah 3 Desa Rejoagung, Mila menjelaskan bahwa keputusan untuk kembali menggunakan susu kedelai telah melalui berbagai pertimbangan, termasuk rekomendasi ahli gizi serta komunikasi sebelumnya dengan Dinas Kesehatan.
“Kami memang meminta produk susu kedelai yang kandungan gulanya tidak terlalu tinggi. Itu membuat susu kedelai tidak tahan lama, sehingga sebenarnya kami sudah tidak lagi menggunakannya,” ujar Mila.
Ia mengungkapkan bahwa SPPG sempat kesulitan memperoleh susu pabrikan, hingga akhirnya muncul produk baru bermerk D’ Soy yang dinilai layak setelah melalui pengecekan rasa dan kualitas.
Penggunaan susu kedelai tersebut juga disepakati hanya sebulan sekali dan telah diumumkan di grup ahli gizi. Namun, Mila menegaskan bahwa ia tidak pernah menerima konfirmasi resmi mengenai pergantian produk ke versi buatan UMKM lokal—produk yang justru digunakan pada hari terjadinya insiden.
“Kami baru tahu adanya pergantian setelah laporan dugaan keracunan masuk pada Rabu pagi,” jelasnya.
Menurut keterangan yang dihimpun, proses distribusi susu pada hari kejadian juga mengalami masalah. Produk yang seharusnya tiba malam hari justru baru datang menjelang subuh.
“Sampai jam 3 pagi, susu itu belum datang. Ahli gizi sudah mengawasi sejak malam, lalu berpamitan istirahat. Sesuai SOP, jika ada kejanggalan di dapur, staf yang standby wajib melapor. Tapi ahli gizi tidak dibangunkan,” kata Mila.
Barulah sekitar pukul 07.00 WIB, ahli gizi mendapat laporan bahwa susu kedelai tersebut tercium bau hangus, namun saat itu produk telah terlanjur didistribusikan kepada warga.
“Bau itu baru terdeteksi pagi hari, dan produk ini memang baru pertama kali digunakan,” tambahnya.
Mila memastikan seluruh proses serta keterangan internal telah disampaikan kepada satgas. Ia menegaskan bahwa pihaknya kini menunggu hasil investigasi resmi dari Dinas Kesehatan untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 77 siswa dan guru dilaporkan mengalami gejala keracunan dan mendapat perawatan intensif di Puskesmas Sumberwringin. Kabar terbaru, seluruh pasien telah dipulangkan dalam kondisi sehat pada Kamis (4/12/2025).
Beranda
Nasional
Koordinator SPPG Akhirnya Buka Suara: Mengapa Susu Kedelai Baru Picu Keracunan 77 Warga
Koordinator SPPG Akhirnya Buka Suara: Mengapa Susu Kedelai Baru Picu Keracunan 77 Warga
Editor PB2 min baca













