BONDOWOSO, http://PORTALBANGSA. CO. ID– Dapur kecil di Desa Wonosuko, Kecamatan Tamanan, Bondowoso, kini menjadi sumber harapan bagi banyak keluarga. Di sanalah puluhan warga bekerja setiap hari menyiapkan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah, berkat hadirnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Bukan sekadar dapur biasa, SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Desa Wonosuko kini menjadi jantung ekonomi baru bagi warga. Di dalamnya, ada juru masak, petugas porsi, pencuci ompreng, pengantar makanan, hingga petugas kebersihan dan keamanan, semua warga lokal yang sebelumnya mengandalkan pekerjaan serabutan untuk bertahan hidup.
Dicki, salah satu warga setempat yang kini bisa bernapas lega karena memiliki pekerjaan tetap.
“Dulu saya kerja serabutan, kadang ada kadang nggak. Sekarang alhamdulillah bisa kerja tiap hari, ada penghasilan tetap. Rasanya bangga karena bisa bantu anak-anak dapat makanan sehat,” ucapnya penuh haru.
Tak hanya membuka lapangan kerja, MBG juga membawa angin segar bagi para orang tua. Anak-anak mereka mendapatkan makan siang bergizi secara gratis di sekolah, pengeluaran rumah tangga bisa ditekan.
Toha, wali murid dari salah satu PAUD di Tamanan, mengaku bersyukur atas program ini.
“Anak saya sekarang nggak perlu bawa bekal, uang jajan juga lebih hemat. Sangat membantu, apalagi untuk kami yang penghasilannya pas-pasan.”tuturnya
Ia juga menyoroti keberadaan program MBG yang menyentuh semua lapisan masyarakat.
“Semua dapat jatah, tidak memilih itu anak siapa. Ini program yang benar-benar merata, beda dari yang lain. Harus terus dilanjutkan.” tambah Toha
Aisyatul Fitriah, Owner sekaligus pengelola SPPG Wonosuko, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya tentang memberi makan anak-anak, tetapi juga membuka lapangan kerja nyata bagi masyarakat desa.
“Banyak dari mereka sebelumnya tidak punya pekerjaan tetap. Lewat program ini, mereka punya penghasilan, rasa percaya diri, dan rasa memiliki terhadap sesuatu yang besar: menyediakan makanan sehat untuk generasi penerus bangsa,” jelasnya
Fitri (panggilan akrab_) juga menambahkan bahwa keberhasilan dapur MBG di Wonosuko tak lepas dari kerja sama antarwarga dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kami pastikan semua proses berjalan dengan standar kebersihan dan gizi yang tinggi. Yang terlibat di sini bukan hanya bekerja, mereka juga berkontribusi. Setiap ompreng yang dibagikan adalah hasil kerja hati dan gotong royong,” pungkasnya
Program MBG bukan hanya soal makan. Program tersebut membuka peluang, menggerakkan ekonomi desa, dan menghidupkan semangat gotong royong.
Di balik setiap ompreng yang sampai di tangan anak-anak, ada cerita kerja keras, harapan, dan perubahan hidup bagi para warga desa seperti Dicki. Kini, mereka tak hanya menghidangkan makanan, mereka juga menghidangkan masa depan.







